Pada masa lalu memang ada saat ketika para ilmuwan meragukan adanya ORGASME pada wanita. Pada masa sekarang ini, kepuasan wanita ini menjadi banyak pokok bahasan dan banyak pasangan yang menghabiskan banyak sekali waktu untuk meningkatkan tingkat kepuasan. Hal ini memang patut dihargai, tetapi mungkin di antara ada yang mencoba terlalu keras, meski sebenarnya tingkat kepuasan berada di tingkat yang maksimal. Dan kenyataannya banyak yang berusaha terlalu keras demi suatu tujuan yang hanya berdasarkan mitos. Kesalahpahaman informasi ini akan membuat Anda terkejut untuk mengetahui betapa salahnya beberapa di antaranya. Mari kita beberapa mitos yang salah pada orgasme wanita.
Semua wanita menginginkan orgasme G-spot
Ini hanya omong kosong. Memang benar banyak wanita menginginkan orgasme G-spot, tetapi benar-benar hanyalah mitos kalau semua wanita menginginkannya. Untuk beberapa wanita, ketika G-spot miliknya mendapat rangsangan (bahkan dengan cara yang benar sekalipun), akan menghasilkan suatu sensasi yang hanya dapat digambarkan sebagai sesuatu yang sangat tidak nyaman. Itu dapat membuat wanita tersebut merasa ingin buang air kecil secara tiba-tiba dan hal itu bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Hal itu juga bisa menyebabkan rasa sakit. Kenyataannya, semua tindakan merangsang G-spot dapat mengganggu beberapa wanita yang dapat membuat gairah mereka langsung hilang sama sekali. Memang benar, beberapa wanita suka dirangsang bagian G-spot-nya, tetapi banyak juga yang tidak suka.
Wanita butuh pasangan berkemampuan seks tinggi untuk orgasme
Banyak pria bangga pada dirinya sendiri akan kemampuannya membuat seorang wanita bisa mengalami orgasme (dan kemampuannya sudah mendapat pujian), tetapi tanggung jawab terbesar dari suatu orgasme pada wanita terletak di wanita itu sendiri. Sangatlah normal bagi seorang wanita jika sulit mengalami orgasme secara vaginal, dan karena itulah terdapat klitoris. Di sini artinya seorang wanita tetap dapat mencapai orgasme yang luar biasa walau pasangannya masih perjaka dengan pengalaman yang terbatas dan kurang banyak tahu tentang hal memuaskan tersebut. Usaha dari seorang pria memang sangat membantu, tetapi jika seorang wanita tidak bisa memperoleh orgasmenya, tanggung jawab terbesar tetap berada di wanita itu sendiri. Dan juga banyak wanita yang mengalami kecemasan, sama seperti yang dialami pria. Jika seorang wanita masuk dalam kategori ini, bahkan pria dengan kemampuan seks terhebat pun tidak akan bisa membuatnya orgasme, sekeras apapun usahanya.
Wanita perlu orgasme untuk menikmati dirinya sendiri
Mitos orgasme ini jauh dari kebenaran. Seks terasa menyenangkan tidak perduli seseorang mencapai orgasme atau tidak. Dan ketika dikombinasikan dengan tingkat keintiman, suatu pengalaman dapat sangat memuaskan tidak perduli wanita itu mencapai klimaks atau tidak. Bahkan banyak wanita lebih menyukai foreplay daripada seks yang sebenarnya dan orgasme. Kenapa demikian? Karena untuk beberapa wanita, hal-hal seperti ciuman, pelukan dan belaian jauh lebih mendatangkan kepuasan dibandingkan dengan apa yang Anda lihat dari film porno. Jika Anda mengombinasikan semua tindakan yang penuh kasih sayang ini dengan penetrasi yang perlahan dan terus menerus, kebanyakan wanita akan sepenuhnya terpuaskan di akhir sesi percintaan Anda.
Orgasme vaginal lebih baik dari orgasme klitoral
Mitos orgasme ini sama seperti membandingkan apel dan jeruk.Dasarnya di sini, kedua orgasme itu sama-sama menyenangkan dan menghasilkan kadar kepuasan yang sama. Satu alasan mengapa orgasme vaginal dianggap sebagai ekstasi yang turun dari alam adalah karena jarangnya itu terjadi. Secara statistik, diperkirakan 30% dari wanita tidak pernah mengalaminya dan hanya 30% yang mengalami itu secara teratur. Hal ini berarti Anda punya kemungkinan yang sangat besar menikah dengan wanita yang tidak akan pernah mengalami orgasme vaginal. Meski sering dianggap enteng, seharusnya orgasme klitoral tidak boleh diremehkan begitu saja. Orgasme jenis ini bisa menimbulkan sensasi yang luar biasa dalam situasi yang tepat, dan beberapa wanita lebih menyukainya. Orgasme klitoral juga luar biasa dan tidak ada alasan untuk mengasihani wanita yang tidak pernah mengalami orgasme lewat rangsangan pada daerah vagina.
Wanita tidak bisa berejakulasi
Siapa saja yang masih mempercayai mitos orgasme seperti ini, benar-benar tidak pernah menonton film porno yang bagus. Wanita benar-benar dapat mengalami ejakulasi, dan beberapa di antaranya bahkan bisa lebih kuat (dan juga dengan volume yang lebih banyak) daripada pria. Ini merupakan suatu hal baru yang perlu penelitian lebih lanjut, tetapi ada banyak bukti yang mendukung klaim tersebut. Kita tahu kalau wanita berejakulasi lewat saluran kencing, sama seperti pria. Ejakulasi pada wanita mengandung cairan yang sama dengan apa yang ada di ejakulasi pada pria. Cairan ini diproduksi pada prostat wanita, organ tubuh yang sama persis dengan yang ada pada pria, walaupun lebih kecil. Wanita akan mengalami ejakulasi jika G-spot-nya dirangsang, tetapi tidak semua wanita dapat mengalami ejakulasi. Jadi jika dia tidak mengalami akhir tanpa ejakulasi, jangan anggap dia tidak menikmati semua itu. Cukup coba lagi saja di lain waktu.
Semua wanita menginginkan orgasme G-spot
Ini hanya omong kosong. Memang benar banyak wanita menginginkan orgasme G-spot, tetapi benar-benar hanyalah mitos kalau semua wanita menginginkannya. Untuk beberapa wanita, ketika G-spot miliknya mendapat rangsangan (bahkan dengan cara yang benar sekalipun), akan menghasilkan suatu sensasi yang hanya dapat digambarkan sebagai sesuatu yang sangat tidak nyaman. Itu dapat membuat wanita tersebut merasa ingin buang air kecil secara tiba-tiba dan hal itu bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Hal itu juga bisa menyebabkan rasa sakit. Kenyataannya, semua tindakan merangsang G-spot dapat mengganggu beberapa wanita yang dapat membuat gairah mereka langsung hilang sama sekali. Memang benar, beberapa wanita suka dirangsang bagian G-spot-nya, tetapi banyak juga yang tidak suka.
Wanita butuh pasangan berkemampuan seks tinggi untuk orgasme
Banyak pria bangga pada dirinya sendiri akan kemampuannya membuat seorang wanita bisa mengalami orgasme (dan kemampuannya sudah mendapat pujian), tetapi tanggung jawab terbesar dari suatu orgasme pada wanita terletak di wanita itu sendiri. Sangatlah normal bagi seorang wanita jika sulit mengalami orgasme secara vaginal, dan karena itulah terdapat klitoris. Di sini artinya seorang wanita tetap dapat mencapai orgasme yang luar biasa walau pasangannya masih perjaka dengan pengalaman yang terbatas dan kurang banyak tahu tentang hal memuaskan tersebut. Usaha dari seorang pria memang sangat membantu, tetapi jika seorang wanita tidak bisa memperoleh orgasmenya, tanggung jawab terbesar tetap berada di wanita itu sendiri. Dan juga banyak wanita yang mengalami kecemasan, sama seperti yang dialami pria. Jika seorang wanita masuk dalam kategori ini, bahkan pria dengan kemampuan seks terhebat pun tidak akan bisa membuatnya orgasme, sekeras apapun usahanya.
Wanita perlu orgasme untuk menikmati dirinya sendiri
Mitos orgasme ini jauh dari kebenaran. Seks terasa menyenangkan tidak perduli seseorang mencapai orgasme atau tidak. Dan ketika dikombinasikan dengan tingkat keintiman, suatu pengalaman dapat sangat memuaskan tidak perduli wanita itu mencapai klimaks atau tidak. Bahkan banyak wanita lebih menyukai foreplay daripada seks yang sebenarnya dan orgasme. Kenapa demikian? Karena untuk beberapa wanita, hal-hal seperti ciuman, pelukan dan belaian jauh lebih mendatangkan kepuasan dibandingkan dengan apa yang Anda lihat dari film porno. Jika Anda mengombinasikan semua tindakan yang penuh kasih sayang ini dengan penetrasi yang perlahan dan terus menerus, kebanyakan wanita akan sepenuhnya terpuaskan di akhir sesi percintaan Anda.
Orgasme vaginal lebih baik dari orgasme klitoral
Mitos orgasme ini sama seperti membandingkan apel dan jeruk.Dasarnya di sini, kedua orgasme itu sama-sama menyenangkan dan menghasilkan kadar kepuasan yang sama. Satu alasan mengapa orgasme vaginal dianggap sebagai ekstasi yang turun dari alam adalah karena jarangnya itu terjadi. Secara statistik, diperkirakan 30% dari wanita tidak pernah mengalaminya dan hanya 30% yang mengalami itu secara teratur. Hal ini berarti Anda punya kemungkinan yang sangat besar menikah dengan wanita yang tidak akan pernah mengalami orgasme vaginal. Meski sering dianggap enteng, seharusnya orgasme klitoral tidak boleh diremehkan begitu saja. Orgasme jenis ini bisa menimbulkan sensasi yang luar biasa dalam situasi yang tepat, dan beberapa wanita lebih menyukainya. Orgasme klitoral juga luar biasa dan tidak ada alasan untuk mengasihani wanita yang tidak pernah mengalami orgasme lewat rangsangan pada daerah vagina.
Wanita tidak bisa berejakulasi
Siapa saja yang masih mempercayai mitos orgasme seperti ini, benar-benar tidak pernah menonton film porno yang bagus. Wanita benar-benar dapat mengalami ejakulasi, dan beberapa di antaranya bahkan bisa lebih kuat (dan juga dengan volume yang lebih banyak) daripada pria. Ini merupakan suatu hal baru yang perlu penelitian lebih lanjut, tetapi ada banyak bukti yang mendukung klaim tersebut. Kita tahu kalau wanita berejakulasi lewat saluran kencing, sama seperti pria. Ejakulasi pada wanita mengandung cairan yang sama dengan apa yang ada di ejakulasi pada pria. Cairan ini diproduksi pada prostat wanita, organ tubuh yang sama persis dengan yang ada pada pria, walaupun lebih kecil. Wanita akan mengalami ejakulasi jika G-spot-nya dirangsang, tetapi tidak semua wanita dapat mengalami ejakulasi. Jadi jika dia tidak mengalami akhir tanpa ejakulasi, jangan anggap dia tidak menikmati semua itu. Cukup coba lagi saja di lain waktu.